Isi dari novel "Laut Bercerita"

Resesi Novel "Laut Bercerita"

 Identitas Romawi 

 - Nama Buku: Laut Menceritakan 

 - Penulis: Leila S. Chudori 

- Tebal Buku: 379 Halaman 

Penerbit: KPG (Biblioteko Populara Gramedia) 

 - Tahun Terbit: 2017 

 - Harga Buku: Rp. 100.000 

 - ISBN: 978-602-269-5 

 Pendahuluan


 The Story of the Sea adalah novel karya pengarang Indonesia Leila Salikha Chudori. Selain sebagai penulis, ia juga berprofesi sebagai jurnalis di majalah Tempo. Novel ini diterbitkan pada tahun 2017 dengan tema keluarga, kehilangan, romansa, dan persahabatan yang kuat. Aksi novel ini terjadi di tahun 90-2000. Novel ini mampu membuat pembaca seolah-olah hidup dalam kepemimpinan yang otoriter, yakni di bawah Presiden Soeharto. 

 Novel setebal 379 halaman ini membuat pembacanya merasa bahwa kehidupan pada masa reformasi  1998  sangat kelam dan kejam bagi para pembela rakyat. Penulis Leila menekankan bahwa novel ini hanya cerita fiksi, tetapi dia menulis berdasarkan fakta. Dia menulis novel ini selama 5 tahun. Sebelum menulis novel ini, Leila meneliti karakter, latar, dan peristiwa masa lalu secara menyeluruh. Bahkan, ia  terlebih dahulu melakukan wawancara investigasi langsung dengan korban yang berhasil kembali atau dengan kerabat korban. Karena itulah novel ini terasa nyata saat Anda membacanya. Novel ini berhasil diadaptasi menjadi film pendek  berdurasi kurang lebih 30 menit yang disutradarai oleh Pritagita Arianegara. 

 Synopsis 

 Novel ini berkisah tentang perjuangan para aktivis mahasiswa UGM  tahun 90-an yang ingin memajukan negeri ini. Saat itu, Indonesia dipimpin oleh seorang pemimpin yang otoriter. Banyak pejabat tinggi yang melakukan KKN, pers dikendalikan oleh pemerintah, rakyat benar-benar harus patuh kepada pemerintah, dan yang terpenting aktivis dibungkam dan disiksa agar tidak menyampaikan keinginannya, bahkan  menimbulkan korban jiwa. Novel ini berkisah tentang sebuah keluarga yang kehilangan anak, saudara, kekasih, suami, dan saudara  pada tahun 1998. Novel ini juga tentang betapa kuatnya persahabatan para aktivis mahasiswa UGM yang merasa hampa di dada dan  menyesal “mengapa tidak dilakukan”. itu". Bunuh aku?” Dan segerombolan rezim yang ingin menyiksa dan mengkhianati teman-temannya. Meski novel ini berkisah tentang pertempuran, penulis tetap menambahkan kisah romantis antara Laut dan Anjan serta Asmara dan Alex. Kisah mereka  membuat  pembaca tertawa dan menggelengkan kepala melihat perilaku pasangan itu. Aktivis mahasiswa UGM yang tergabung dalam Winatra dan Wirasena menjadi sasaran empuk pemerintah untuk disiksa guna mengakhiri kegiatan yang dapat mengancam posisi Presiden Suharto. Namun, karena para aktivis ini memiliki pikiran yang terbuka dan kritis, mereka tidak  takut dan tidak menyerah bahkan ketika hidup mereka dalam bahaya. 

 Kelebihan Buku 

 Bagi siswa, buku ini sangat menarik dan bermanfaat untuk dibaca. Novel ini dapat membuka wawasan kita terhadap dunia sastra seperti  puisi-puisi  Pramoedya Ananta Toeri, Rendra dan masih banyak lagi. Ke-13 orang  hilang itu bukan sekedar angka, mereka adalah bukti bahwa kasus ini belum selesai. Setiap kata yang tertulis di setiap halaman juga membuat  pembaca  merasakan emosi. Sedih, marah, lucu dan romantis semua menjadi satu. Novel Laut Bercepat mampu membuat  pembaca membuka pikiran terhadap negara ini bahwa kita tidak bisa diam ketika pejabat publik memerintah negara  ini tanpa memikirkan rakyatnya. Meski akhir cerita ini menyedihkan, pembaca sangat bangga dengan pemikiran yang  penulis tuangkan dengan begitu indah. 

 Kekurangan buku 

 Ada beberapa kata dalam novel ini yang masih memiliki kesalahan  ejaan, seperti kata "berlatih" yang seharusnya "berlatih", kata "menganalisis" yang seharusnya "menganalisis" dan sebagainya. Novel ini tidak berbasa-basi. Beberapa dialog dalam novel ini ditambahkan dalam bahasa Jawa tanpa menjelaskan makna kosakata bahasa Jawa, sehingga  pembaca tidak dapat memahami apa yang dibicarakan oleh tokoh-tokoh tersebut. 

 End (PENUTUP)

 Spesialisasi bahasa dan sastra Indonesia, saya sangat bangga dengan pengarangnya yaitu Leila S. Chudor, karena saat membaca novel ini emosi saya bervariasi antara sedih, marah, merona karena cinta dan lucu. karena saya melihat karakter Daniel. Meskipun tokoh-tokoh dalam novel ini fiksi, hal-hal tertentu membuat novel ini  nyata dan hidup. Reformasi 98 adalah peristiwa nyata yang membuat para aktivis turun ke jalan untuk menggulingkan pemimpin  Orde Baru saat itu. Aktivis diculik, membuat banyak keluarga merasa kehilangan karena tidak tahu di mana  anak, saudara, kekasih, pasangan, dan saudara mereka sebenarnya berada. Membaca novel “Laut Bercepat” membuat kita, anak-anak generasi milenial, merasa bahwa kita hidup di masa lalu, dimana Indonesia “lainnya” tidak sebebas sekarang ini. 

 Menurut saya novel ini sangat cocok untuk mahasiswa, baik yang tergabung dalam organisasi kampus maupun tidak, dan untuk politisi. Pembaca akan merasakan bahwa tokoh dan peristiwa dalam novel ini bermain-main dengan emosinya hingga akhir cerita.

Komentar

Postingan Populer